Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh jauh dari rata-rata anak lain di usianya. Stunting bisa mulai terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibu hingga setelah lahir yang disebabkan pengetahuan orang tua yang rendah mengenai tumbuh kembang anak normal.

Angka stunting (anak dengan ukuran tinggi kurang dari standar) di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022, sebuah angka tertinggi kedua di ASEAN setelah Timor Leste. Salah satu kota yang memiliki angka stunting tertinggi yaitu Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Berdasarkan data Dinkes Bondowoso angka stunting di Bondowos pada tahun 2022 mencapai angka 32%, dan desa yang memiliki angka tertinggi yaitu di Desa Sempol, Kecamatan Ijen. Sesuai data di Puskesmas setempat, jumlah penderita stunting mencapai 15 atau 27,17% dan balita underweight sejumlah 7 (tahun 2023).

Salah satu langkah awal dalam penanggulangan stunting adalah dengan memastikan ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik pada masa kehamilannya. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) juga merupakan moment yang sangat krusial bagi tumbuh kembang anak. IMD (Insiasi Menyusu Dini) dan ASI Ekslusif selama 6 bulan merupakan langkah awal yang penting untuk dilakukan sehingga gizi pada anak bisa terpenuhi. Pentingnya pengetahuan ibu akan pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Dengan permasalahan tersebut, Seribu Senyum Bersama Lactashare mengadakan program Ekspedisi Desa Sehat di Bondowoso pada tanggal 5-6 Juli 2024, dengan sasaran ibu Hamil, Ibu Balita, dan Kader Kesehatan.

“Tujuan diadakan program ini yaitu kami ingin meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu akan bahaya stunting, meningkatkan keterampilan kader posyandu, dan menurunkan angka stunting, wasting, dan underweight di Desa Sempol.” Ungkap Ana Fajarini, selaku Project Leader.

Pada 5 Juli 2024, Sebanyak 8 Ibu Hamil mengikuti Kelas Ibu Hamil Sehat yang dibawakan oleh bidan Herdhika Ayu, S.Keb., M.Keb. dengan materi Pra-Laktasi. Persiapan menyusui bagi ibu hamil penting dilakukan selain agar ibu hamil siap pada masa menyusui juga agar mengetahui manfaat penting ASI bagi tumbuh kembang anak.

“Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penting dilakukan, oleh sebab itu ilmu mengenai laktasi sangat berguna terlebih bagi ibu baru. ASI mengandung zat gizi yang seimbang sesuai kebutuhan bayi serta antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.” tutur Bidan Herdhika.

Setelah Materi Pra-Laktasi disampaikan, acara dilanjutkan dengan Yoga Prenatal dengan tujuan agar ibu hamil lebih rileks menikmati masa kehamilan dan juga agar tubuh ibu hamil siap untuk menghadapi proses persalinan.

Keesokan harinya pada 6 Juli 2024, kegiatan Senyum Keluarga Sehat dilakukan dan dihadiri oleh 46 Ibu Balita di Desa Sempol. Materi pertama yaitu Manajemen Laktasi yang disampaikan oleh bidan Herdhika Ayu, S.Keb., M.Keb., Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan ibu khususnya pada periode menyusui eksklusif yaitu 0-6 bulan pertama pasca persalinan. Menerapkan manajemen laktasi sejak masa kehamilan penting untuk dilakukan. Tujuannya agar Bunda dapat memenuhi kebutuhan air susu ibu (ASI) yang dibutuhkan Si Kecil dengan baik.

Materi Selanjutnya yaitu Pemenuhan Gizi Pola Makan yang disampaikan oleh dr. Emiria Pradiningtiyas. Setelah bayi berusia 6, bayi membutuhkan Asupan makanan pendamping ini merupakan faktor krusial yang mendukung proses tumbuh kembang si kecil. MPASI adalah makanan pendamping ASI yang diberikan kepada bayi ketika menginjak usia 6 bulan.

Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) memiliki 3 pilar, pertama yaitu faktor makanan yang meliputi kualitas, kuantitas, tekstur, konsistensi, bentuk, dan rasa. Kedua, faktor anak yaitu kesiapan anak sesuai usia dan Kesehatan. Lalu yang terakhir faktor cara pemberian makan. Isi MPASI sendiri harus memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mikronutrien seperti Vitamin dan mineral.

Demo pembuatan MPASI juga dilakukan dr. Emiria Pradiningtiyas untuk memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang peningkatan variasi menu dan tekstur MPASI secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia bayi. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisi serta kemampuan bayi dalam mengunyah makanan. Selain tahapan usia, orang tua juga dapat mulai mempertimbangkan anak naik ke tahapan tekstur MPASI berikutnya melalui pengamatan terhadap perkembangan kemampuan sensorik dan motorik mereka. Hal ini dikarenakan saat anak memiliki perkembangan otot yang lebih baik untuk mengunyah, menelan, dan mencerna makanan, berarti mereka sudah siap untuk menerima makanan dengan tekstur yang lebih padat.

Setelah melakukan penyuluhan kepada ibu Balita, acara dilanjutkan dengan Kelas Kader Posyandu Tanggap. Sebanyak 25 Kader Posyandu di Desa Sempol dilibatkan untuk melakukan Bimtek yang dipandu oleh dr. Emiria Pradiningtiyas. Para Kader diberikan materi terkait Screening Balita mulai dari penimbangan BB, pengukuran panjang badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.

“Posyandu ini menjadi wadah strategis dalam mendukung peningkatan gizi anak. Tak kalah penting, peran kader-kader dalam penyelengaraan posyandu sangat berpengaruh dalam mencegah serta menekan angka stunting.” Ucap dr. Emiria Pradiningtiyas.

Materi Skrining Gizi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) juga diberikan agar Posyandu bisa berjalan dengan baik dalam memantau tumbuh kembang anak. Karena Kader posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bayi dan balita di setiap desa. Sesuai dengan tujuan dibentuknya posyandu untuk percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui pemberdayaan Masyarakat.

Dalam mendukung penurunan angka stunting di Desa Sempol, Seribu Senyum juga memberikan PMT Lokal kepada ibu hamil dan ibu Balita dengan harapan pemenuhan gizi anak mulai dari ibu bisa mencegah stunting pada anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *